Oleh: Muhammad Bulkini
Seorang khadam Abah Guru Banjar Indah pada Kamis kemarin tanpa sengaja bertamu ke rumah. Beliau sebetulnya mengantar seseorang --entah kerabat atau teman-- ke sebuah acara kajian wanita di gang sebelah. Beliau kemudian duduk di sebuah kursi dekat dengan rumah kami.
Ketika saya melintas bersama mertua, hujan turun dengan cukup deras. Mertua saya kemudian mempersilakan beliau masuk ke rumah. Ketika masuk ke rumah, beliau menyapa, “Bulkini kalo. Yang podcast bakisah Abah Banjar Indah?”
“Iya,” kataku tergagap.
“Aku mendengarkan podcast ikam bulik menjaga makam. Sambil barabah di rumah,” ujar beliau.
Cerita demi cerita pun mengalir. Sesekali orang lain ikut meningkahi. Tapi, dari semua perkataan yang beliau sampaikan, ada yang begitu penting, yakni “Sayangi ulama tuha”.
Terkadang, kata beliau, ada saja orang yang mengundang ulama-ulama tuha untuk acara yang sebenarnya bisa dipimpin oleh ulama muda.
Abah Banjar Indah adalah ulama tuha yang sering dihadirkan untuk acara yang jauh, padahal beliau sakit-sakitan. Demi mengabulkan hajat jamaah, akhirnya beliau memaksakan diri untuk hadir. Beliau selalu terlihat bersemangat di setiap acara, bercerita panjang seolah tidak sedang ada yang diderita. Tapi sepulang dari acara, kesehatan beliau menurun, dan membuat panik orang-orang yang merawat beliau.
Mencari keberkahan tidak selalu ditunjukkan dengan menghadirkan mereka di tengah-tengah jamaah. Ada banyak cara lain untuk mendapatkan keberkahan. Bisa dengan cara membantu majelis dan sebagainya. Jika pun ingin melibatkan mereka, minta nasehat ulama yang bersangkutan untuk mengirim perwakilan ulama muda, baik itu putra atau murid kesayangan mereka.
Di Martapura, di antara ulama tuha yang tersisa ada Tuan Guru Muaz dan Tuan Guru Masdar. Saya berharap para muhibbin tidak menghadirkan beliau untuk acara yang tempatnya jauh, demi menjaga kesehatan mereka. Lebih baik, mengundang anak-anak beliau yang juga alim.
Yuk, sayangi ulama kita. Jika pun ingin berhadiah kepada mereka, serahkan ketika bertamu, jangan lama-lama dan jangan banyak yang dipinta, kecuali doa. Itu saja.
0 Komentar